Simple Logic

Era ini adalah era teknologi. Dimana, dunia, separuhnya ditinggali oleh orang-orang yang tidak perlu beranjak dari tempatnya untuk melakukan aktivitas. Hanya dibutuhkan seperangkat komputer dan sambungan internet maka jadilah sebuah dunia yang benar-benar luas untuk berselancar.

Hiro masih bermalas-malasan ketika sebuah suara berdenting muncul.

"Ting !!"

Sebuah suara yang mewakili bahwa ada pesan masuk lewat media obrolan digital, yahoo messenger. Dilihatnya gadget disampingnya. Masih dengan malas-malasan diraihnya gadget tersebut.

"Lagi apa, om?" Sapa Asmara.

Asmara adalah teman yang dikenalnya lewat media game web strategi. Entah kenapa dua laki-laki berbeda zaman ini pun bertemu. Yang akhirnya Hiro mendapat sebutan "om" dari nya.

Hiro pun membalas sekenanya.

"Lagi pacaran."

"Insyaf om insyaf, jangan pacaran aja tapi dinikahi," tulisnya diseberang sana.

"Ngomong deh ama kaca." Jawab Hiro.

"Aku lho alim, om." tulis asmara.

Hiro tersenyum kecut. Sudah gila anak ini pikirnya.

"Ga ada hubungannya alim sama nikah."

"Ada!! cobalah lihat di ayat-ayat Al-Quran."

"Ga ada."

"Ada!!"

Hiro hanya geleng-geleng. bahkan tanpa bertatap muka, pun perasaan bisa terbawa suasana. Sumpek juga merasakan suasana pembicaraan yang mengatasnamakan ayat kitab suci.

"Iya deh ada. Tapi coba kamu cermati terminologi ini."

"Ok, om, aku nyimak."

"Satu. Kamu alim. Dua. Kamu punya pacar. Konklusi. Kamu harus menikahi pacarmu. Itu kalau kamu memang memahami apa yang kamu tulis tadi tentang alim dan menikah."

" ....."

Asmara has sign out.

Hiro masih memandangi gadgetnya. Melihat teman bicaranya sedang tidak posisi online. Dan tentu saja tersenyum sendiri.  

Gendeng arek iki ....

Case Closed. Simple Logic.