Abad ini adalah abad kebingungan bagi umat manusia. Peristiwa, informasi dan mitos telah berkonspirasi dengan sang waktu. Mereka sepakat untuk mengombang-ambingkan manusia. Beberapa berpegang pada agama, beberapa berpegang pada pemikiran-pemikiran dan sebagian lainnya mungkin tidak berpegangan sama sekali. Apakah tindakan-tindakan itu, berpegangan atau tidak sama sekali, merupakan bentuk pelarian diri? Dengan sejuta dan berbagai macam argumen, tentu saja kita dan atau mereka(?) akan bilang: TIDAK!
- Apa yang dikatakan Tarzan ketika melihat gajah keluar dari hutan?
+ Wow!! lihat itu gajah..
- Dan apa yang dikatakan Tarzan ketika melihat gajah keluar dari hutan dan kembali melewatinya dengan memakai kacamata?
+ . . . . . . . . . . . . (Tarzan tidak mengenalinya)
Anekdot di atas adalah satu dari beberapa ankedot betapa atribut-atribut tambahan bisa membuat manusia kebingungan. Padahal Esensi dari apa yang dilihatnya adalah sama.
"Man is a rope, tied between beast and overman- a rope over an abyss. What is great in man is that he is a bridge and not an end: what can be loved in man is that he is an overture and a going under." http://www.pitt.edu/~wbcurry/nietzsche.html
Begitulah Nietzsche (salah seorang teman bertanya: siapa sih Nietzsche?), yang dengan sangat sinis menyebut manusia sebagai seutas tali. Apa yang menarik dari manusia adalah bisa di atas dan bawah, senang dan susah, Yin sekaligus Yang.
Tarzan, Nietzsche dan entah data apa saja yang melintas di bumi(ini saja) benar-benar bisa membuatku (aku yang mengaku-aku karena aku sejati hanya milik Tuhan?) BUNTU. Lantas memilih untuk sekedar bangun, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan dan tak berpola.
BUNTU!! ASYIK!!
No comments:
Post a Comment