Beberapa saat yang lalu, aku baru saja menjelajahi tulisan2 yang ada di blog tetangga. Banyak sekali hal-hal menarik yang bisa kubaca. Ada sebuah surat cinta yang renyah dan gurih. Ada sebuah percakapan imajiner tentang diri penulis. Ada tulisan mengenai langkah membuat blog.
Dari semua tulisan itu ada satu kalimat yang menarik.
Kadang -kadang, sesuatu harus mati untuk lahirnya sesuatu yang lain
Sejenak aku terlempar ke situasi beberapa hari yang lalu. Aku mendapat sebuah kalimat yg cukup mengejutkan dari orang yang sedang dan masih kusayangi. Bah!! cinta!!
"Sayank, kemungkinanmu utk mendapatkanku adalah 10% (itu saja engkau masih berbagi dgn orang lain) sedangkan 90% sudah menjadi miliknya." (diucapkan dgn berat, terbata dan setengah terisak-isak)
DAMN!! Kemungkinanku harus mati? Dan tergantikan oleh kemungkinan yang lain? Hari gini masih ada Siti Nurbaya? Bisa jadi!! Aku berusaha menyembunyikan rasa sakit. Berlagak tegar. Dan berkata:
"Sudahlah, kita nikmati saja apa sedang kita rasa, sembari melakukan apa yang terbaik untuk masa depan ku, mu dan atau kita!!"
Cih!!
Kadang aku membenci sisi ini!! Bagian diriku yang sok tangguh, dewasa dan tegar!
Jauh di dalam hatiku aku merasakan perih yang menyayat. Aku berjalan dgn (sekali lagi, untuk yang ketiga kalinya) membawa luka. Agak mirip dengan cerita Panji 'Tengkorak Menyeret Peti Mati' karya Seno Gumira Adjidarma. Aku adalah Panji Tengkorak. Peti mati itu adalah luka. Luka yang kubawa kemana pun kaki ini melangkah.
Celakanya lagi! aku belum bisa berhenti menyayangi wanitaku...
Benar-benar celaka!!
Huh!!
Huh!!
No comments:
Post a Comment