4.7.07

Musim Gigit-gigitan

Bentuk tubuh yang aerodinamis memang memungkin dirinya untuk melakukan manuver-manuver akrobatik. Walaupun masih dapat diikuti oleh gerakan mata manusia, namun tetap saja ada kesulitan untuk tetap mengetahui kemana dirinya pergi. Dia bukan siluman atau sejenis mahluk metafisis lainnya.

Hiro adalah salah satu dari sekian banyak orang yang harus waspada terhadap mahluk ini. Dari tempat tidurnya Hiro mengamati gerakan-gerakan mahluk itu. Tiba-tiba muncul tiba-tiba hilang. Mata Hiro masih terus melirik ke segala arah untuk menemukannya.

" Aku akan pura-pura tidak memperhatikannya. Mungkin dengan cara ini dia akan datang lagi padaku."

Lantas Hiro mengambil buku. Membaca beberapa baris kalimat sebelum akhirnya melirik lewat sudut matanya dimana gerangan mahluk itu berada. Diliriknya tangannya sendiri. Mahluk itu sedang berusaha mengamati daerah landasannya.

Nnnggg.... nguungg.... nngggg...

Akhirnya dia memutuskan untuk mendarat. Untuk kemudian menghisap darah Hiro sesuka hatinya.

Plak!!!

Sebuah tepukan keras dilakukan Hiro ke arah lengan kirinya.

"Bah!! ilang lagi!

Kalau begini mending begadang terus tiap malam. Rasanya kemarin Hiro sudah mendonorkan sebagian darahnya pada mahluk itu. Kini saudara-saudaranya datang juga minta jatah. Dasar preman!! Susah rasanya menghadapi mahluk yang sedang kelaparan. Mati satu tumbuh seribu. Akhirnya Hiro melangkah turun ke lantai dua untuk, mau tidak mau, bercinta lagi dengan PC-nya.

(pepatah: nyamuk terbang Hiro tetap berlalu)

No comments:

Post a Comment