18.8.15
Dimana-mana Rebutan
3.8.15
Mental Tempe
Kemarin Hiro ngobrol dengan Sedesrem Poi tentang tempe. Ini terjadi ketika mereka berdua sedang asyik memasak untuk makan siang. Hiro selalu bilang bahwa tempe adalah menu andalannya saat bersantap. Sampai pada suatu saat dia berkata:
19.6.15
Sick of This Life
Beberapa waktu lalu, ketika dia mendapat kabar bahwa Onde, temannya sewaktu di bangku SMA mengalami kecelakaan, Hiro hanya sepintas lalu membaca kabar dari gadget-nya. Sampai seorang teman lainnya, meminta Hiro untuk memastikan kebenaran kabar tersebut, baru Hiro berangkat ke rumah sakit dimana Onde dirawat.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, ingatan Hiro melayang ke peristiwa-peristiwa yang dilalui bersama dengan Onde. Mengantarnya berkelahi karena persoalan wanita, mengisi lembar pendaftaran masuk PTN, naik gunung berbekal miras, 'giting' bareng di ruang mapala. Dan masih banyak lagi.
Setibanya di ruang ICU, Hiro mendapati Onde tanpa daya. Tidak ada luka robek atau patah ditubuhnya. Hanya saja bagian diseputar kedua matanya sudah membiru. Tak ada kata yang terucap dari mulut Hiro. Dia hanya sedikit memiringkan wajah dan melihat Onde tanpa ekspresi.
Baru beberapa menit Hiro keluar dari ruang ICU, ibu Onde keluar dari ruang ICU dan mengabarkan bahwa Onde sudah berpulang. Tangis pecah diruang tunggu. Laki-laki perempuan, tua-muda menangis. Ada yang cuma menitikkan air mata, ada yang histeris, seakan tidak bisa menerima kabar. Maklum Onde masih tergolong muda. Baru 40 tahun.
Tapi tidak dengan Hiro. Bibirnya komat-kamit melafalkan doa-doa sederhana. Lalu kembali memandangi orang-orang disekitarnya. Tanpa ekspresi. Apakah ini penyakit? Psikokah? Mungkinkah sikap Hiro ini bisa dikategorikan sebagai 'sakit-jiwa'? Mungkinkah sebenarnya ada banyak orang seperti Hiro?
Dunia ini fana. Kematian adalah kepastian.
13.12.14
Artis Medsos
Beberapa waktu lalu, saya diberi tanggung-jawab oleh pimpinan kantor, di tempat saya ngupoyo upo, untuk membangun kembali website yang tenggelam karena diretas oleh hacker myanmar. Diberi tugas seperti itu bukan karena saya jago membenahi website, tetapi lebih karena saya mau, yang lain tidak mau hahaha...
Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengumpulkan semua informasi yang terkait dengan lahirnya website ini. Informasi yang berhasil saya dapat dari pengelola website sebelumnya cuma berupa credential cpanel dan admin login. Itu saja. Padahal saya juga butuh tempat dimana website ini ditaruh(hosting), email apa saja yang digunakan si pengelola sebelumnya, dan masih banyak lagi. Alhasil, saya harus meluangkan waktu ekstra untuk menggali informasi lebih dalam lagi.
Singkatnya, website pun berhasil terlahir kembali. Langkah selanjutnya adalah menaikkan popularitas website, hal ini berguna agar website mendapat support dari iklan. Semakin populer sebuah website semakin tertarik orang untuk beriklan pada web tersebut. Lalu waktu kembali terkuras dengan belajar teknik SEO dan facebook marketing. Tidak apa-apa, lha wong saya mau :D
Nah, sekarang website sudah kembali normal dan lumayan populer, setidaknya jika dilihat melalui kacamata alat pengukur popularitas web seperti: google rank, alexa atau histats, web tersebut sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Konsekwensinya? Blog ini mandeg. Tidak ada post baru. Alesan.
Lalu, selanjutnya? Jika kamu punya rumah tapi rumahmu pintunya tidak terkunci, kira-kira apa apa yang terjadi? Bisa jadi isi rumahmu ludes disikat pencuri. Begitu juga sebuah web, ibarat rumah dia harus punya kunci pintu, sehingga akses masuknya bisa dibatasi. Kata kuncinya adalah security. Web juga harus punya sistem security agar web hanya sekedar "bisa dibaca" oleh semua pengguna.
Adalah sebuah operating system dengan nama Kali Linux, OS ini punya kelengkapan yang luar biasa untuk menguji sistem keamanan berinternet. Disini saya nggak akan membicarakan bagaimana langkah-langkah menggunakan Kali Linux. Saya hanya akan membicarakan tagline dari Kali Linux tersebut.
THE QUIETER YOU BECOME, THE MORE YOU ARE ABLE TO HEAR
Menurut saya, tagline tersebut sangat mewakili tingkat kedewasaan seseorang. Ditengah maraknya jejaring sosial, tagline tersebut "mengajak" pengguna internet(umumnya) dan pengguna jejaring sosial(khususnya) untuk lebih dewasa dalam bersikap.
Adalah wajar ketika seseorang ketika diberi tahu untuk tidak terlalu ekspresif dijejaring sosialnya dia menjawab:
"Suka-suka gue lah... Orang wall wall gue sendiri"
Adalah wajar jika seseorang merasa bahwa apa yang ditulisnya dijejaring sosial adalah hak dia, atau hak asasi mungkin?, akan tetapi menurut saya, mereka terlalu kekanak-kanakan jika kemudian mereka curhat atau bahkan berdoa secara terus menerus dijejaring sosial miliknya.
Internet dan jejaring sosial benar-benar menjadi sebuah temuan yang spektakuler. Hampir setiap orang bisa menggunakannya, apalagi jaman sekarang orang tidak perlu pc atau laptop untuk mengakses hal tersebut. Cukup dengan hp atau tablet, intenet sudah dalam genggaman.
Coba kamu lihat dan cermati teman-teman dijejaring sosialmu. Bisa dipastikan lebih banyak yang curhat daripada yang menulis tentang hal yang informatif. Padahal sejarah internet dibuat untuk menyebarkan informasi dengan cepat tanpa kendala ruang. Ingat Informasi. Bukan Drama. Tapi kembali lagi, alih-alih produktif menyebar informasi orang-orang memang lebih suka drama. Orang lebih sering "berbicara" daripada "mendengarkan".
Nah! Semua saya kembalikan ke pribadi masing-masing, mau terus jadi artis drama medsos atau menjadi agen informasi yang baik.
Namaskar!
30.8.14
Nggambleh Makrokosmos
Apakah
jika badan kita terasa lemas, itu berarti kita kurang daya? kurang
energi? Bisa jadi. Bisa jadi kita kekurangan asupan makanan yang
mengandung energi. Itu artinya energi tidak diproduksi secara otomatis
oleh tubuh. Tubuh membutuhkan sumber energi dari luar, yaitu makanan.
Bisa berupa sayuran, daging, nasi, roti atau yang lain. Sumber energi
berasal dari alam, dari bumi yang kita tinggali. Kita membutuhkan makan
untuk beraktivitas, kendaraan butuh gas untuk beroperasi. Malam dan
barang eletronik butuh listrik.
Dari
sisi etika, jelas eksploitasi dicap sebagai tindakan yang bernilai
negatif. Tapi, sekarang ini, sepertinya memang seperti itu kenyataannya.
Porsi konsumsi lebih besar daripada porsi pemeliharan dan pengembangan.
Efeknya? Jika barang langka, harga menjadi melonjak. Bisa dibayangkan
ketika kita tergantung pada satu sumber energi saja. Bisa dipastikan
akan terjadi kekacauan.
Baru-baru
ini, seseorang bernama Florence Sihombing terancam dipidanakan karena
dia, disebut di media, menyerobot antrian kendaraan saat mengisi bahan
bakar. Padahal akar permasalahannya, terlepas dari kondisi
sosial-ekonomi-politik, peristiwa tersebut terjadi lebih karena
terbatasnya sumber energi.
Dari kacamata orang awam seperti saya, selagi saya tidak bisa menemukan sumber energi baru, saya berusaha untuk ngirit energi. Hal-hal kecil yang saya yakini bisa menghemat energi adalah:
- mematikan motor ketika apill menunjukkan lampu merah
- bbm habis naik sepeda atau jalan kaki
- tidak menginstall terlalu banyak aplikasi pada telepon genggam, komputer, dan laptop
- menolak menggunakan kantong plastik ketika barang belanjaan hanya sak ndulit
- mandi sekali sehari
- makan makanan pokok selain yang bersumber dari beras
Itu
kalau saya, Supaya apa? Supaya yang bakal lahir dikemudian hari,
generasi setelah kita, jika memang sumber energi lain tidak bisa
ditemukan lagi, mereka masih bisa mencicipi (sedikit) hidup menggunakan
sumber energi dari alam kita ini.
Mungkin
kalian punya trik sendiri untuk meretas keterbatasan sumber energi ini.
Intinya, hiduplah untuk orang yang akan hidup setelah kita. Karena apa sih yang bisa kita beri pada orang lain dengan segala keterbatasan kita ini?
Go Hacking!!
Subscribe to:
Posts (Atom)