Dimanakah puncak kenikmatan hidup?
Pada uang? Cinta? Kehormatan?
Ketika semua sudah terpenuhi... lalu apa?
Sebenarnya untuk apa kita tercipta?
Untuk menuai kebaikan?
Untuk saling bertikai?
Sebagai penyeimbang?
Untuk menuai kebaikan?
Untuk saling bertikai?
Sebagai penyeimbang?
Untuk apa sebenarnya manusia punya emosi?
punya akal... punya rasa?
Untuk apa sebenarnya tawa?
Untuk apa sebenarnya tangis?
Untuk apa sebenarnya manusia belajar?
untuk apa ada sosialisasi?
Untuk apa sebenarnya semua ini?
Untuk apa sebenarnya hidup?
Apakah demi surga dan neraka?
Hidupku ini mungkin serangkaian lukisan abstrak...
Dengan gairah mengejar tujuan yang ga pasti...
Andai aku tahu...
-Aidyne Fung-
Puisi di atas adalah karya dari seorang pendekar syair bersnack. Yang sebenarnya punya halaman blog sendiri, tapi karena kemurahan hatinya beliau memberi sebagian dari karya dahsyatnya di blog ku. Puisi adalah cerminan hati (po ho oh?) setidaknya mungkin itu adalah gambaran hati seorang aidyne fung. Mengisyaratkan sebuah proses. Sebuah perjalanan. Yang mungkin salah satu jawabannya belum bisa terjawab kendati ajal telah tiba. Maka dengan gaya kita bersama mari kita: manggut2, garuk2 dan sekaligus geleng2. TTTTOPPPP DAH!!!
Wokokokokokokokoko....
ReplyDeletehai aak.., numpang lewat ya....hihihi
ReplyDeletesopo yo kuwi hehehhe
ReplyDelete