Sudah menjadi kebiasaan. Ketika menonton koleksi film-film di hardisk, aku menonton sesuai urutan abjad. Berawal dari 'a' lalu 'b' dan seterusnya. Saat ini aku sampai pada folder berhuruf 'm'. Kudapati sebuah film dengan judul "Melancholia". Ketika bertemu dengan Iop the cubpu, teman sepernontonan. Kutanyakan perihal film itu. Siapa tahu dia sudah nonton. Secara film itu kuperoleh darinya.
"Hey, cub. Udah nonton Melancholia?"
"Ah! film geje. Aku cepet-cepetin aja nontonnya. Sumpah nggak jelas banget!", Ujarnya.
"Hey, cub. Udah nonton Melancholia?"
"Ah! film geje. Aku cepet-cepetin aja nontonnya. Sumpah nggak jelas banget!", Ujarnya.
Nah! apa kataku! Dia udah nonton walaupun secara acak dan ngawur. hehehehe
Curiousity.
Kenapa tidak? batinku. Semakin si cubpu ini tidak tertarik semakin tertantang untuk melihat sisi ketidaktertarikannya. Bagian mana sih yang ngga menarik. Akhirnya kusempatkan juga nonton film geje ini.
Film ini di awali dengan adegan yang benar-benar membingungkan. Persis seperti apa yang dikatakan cubpu. Geje. Selama hampir sembilan menit kita disuguhi adegan-adegan absurd. Adegan Seorang wanita dengan sorot mata kosong dengan background semacam burung yang berjatuhan. Lalu beralih pada zoom out si wanita tersebut berlarian pada sebuah taman yang indah. Adegan absurd ini ditutup dengan adegan sebuah planet menabrak planet lainnya. End of prolog.
Walaupun geje, aku tetap menontonnya hingga selesai.
Film ini dibagi dua chapter. Chapter1 adalah cerita tentang Justine si saudara muda. Chapter2 bercerita tentang Claire si saudara tua.
Detail cerita dari film ini sih sebenarnya dapat dilihat disini
Film ini ngga jauh beda dengan film 2012. Cuma kemasannya saja yang berbeda. Kalau film 2012 dikemas dengan visual efek yang dahsyat. Melancholia cukup menggambarkannya dengan sederhana. Intinya, film ini bercerita tentang kiamat.
Yang menarik dari film ini, cub. Film ini ngga sekalipun menyebut Tuhan. Justine si adik percaya pada intuisi sedangkan Claire si kakak percaya pada logika. Di bagian akhir, mungkin ini cuma pendapat pribadiku yes, bisa disimpulkan bahwa akhirnya intuisi bisa lebih membawa pada ketenangan ketimbang akal. Karena di bagian akhir film ini Claire si kakak, yang percaya pada akal(suaminya) bahwa planet melancholia tidak akan menabrak bumi menjadi sangat histeris ketika tahu bahwa tabrakan planet tak terhindarkan. Sedangkan Justine yang sudah merasa bahwa planet tersebut pasti menabrak bumi walaupun dia tidak bisa menjelaskan secara logis, tetap tenang-tenang saja menghadapi kematian.
Tapi, yo mbuh ding.
Jelek-jelek, film ini menyabet best actress lho pada festival film di Cannes. Coba deh cub, ditonton lagi, walaupun menurutku film ini berat, tapi setidaknya bagus untuk referensi mahasiswa tingkat akhir yang lagi sibuk skripsian.
Hahahaha. Ayo semangcub!!
keliatannya asik. Sek ah, ntr nyoba eker2 di tempat*donlod an.. TY mas atas "sesuatu yang bisa di baca" nya.
ReplyDeleteentuk ra film e?
ReplyDelete